1936. Ketika desa-desa di seluruh Palestina yang diwajibkan bangkit melawan pemerintahan kolonial Inggris, Yusuf terhanyut antara kampung halamannya dan energi Yerusalem yang gelisah, merindukan masa depan di luar kerusuhan yang semakin meningkat. tapi sejarah tidak ada habisnya. Dengan meningkatnya jumlah imigran Yahudi yang melarikan diri dari antisemitisme di Eropa, dan penduduk Palestina bersatu dalam pemberontakan terbesar dan terpanjang melawan kekuasaan Inggris selama 30 tahun, semua pihak menuju ke arah bentrokan yang tak terelakkan pada saat yang menentukan bagi kerajaan Inggris dan masa depan seluruh kawasan.